PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Seorang pendidik harus selalu mengadakan inovasi-inovasi baru demi terciptanya suatu sistim pembelajaran yang dapat menjadikan suasana pembelajaran menjadi kondusif, nyaman, tentram dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran di kelas dapat diterima dan diserap serta dipahami oleh peserta didik yang akhirnya tingkat keberhasilan proses pembelajaran menjadi oktimal sesuai yang diinginkan. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut di atas, seorang pendidik hendaknya meneliti proses pembelajaran di kelasnya agar tau bagaimana cara untuk mencapai keberhasilan pendidikan, diantaranya adalah dengan membuat penelitian tindakan kelas (PTK)
PENGGUNAAN METODE JIG-SAW DALAM UPAYA PENINGKATAN PROSES
DAN HASIL BELAJAR FIKIH SISWA KELAS VIII. B MTs NEGERI LUBUK MUKTI
Disusun Untuk Memenuhi
Persyaratan Pengajuan DUPAK Kenaikan Pangkat III.c
Ke III.d
OLEH: MUHSINUN
NIP: 197604122002121007
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BUMI MULYA
TAHUN PEROLEHAN
2008-2012
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE
DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQH KELAS VIII B
Puji syukur, Alhamdulillah
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil di MTsN Bumi Mulya.
Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai rangkaian tugas untuk
memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat dari III,c ke III.d di jajaran Kementerian Agama Propinsi Bengkulu. Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang
telah membantu atas terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Atas semua bantuan yang
diberikan maka penulis berharap semoga mendapat balasan dan dicatat oleh Allah
sebagai amal baik, Amin. Akhirnya dengan segala kerendahan hati maka penulis
mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan pada laporan ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga
dapat dijadikan perbaikan pada masa mendatang.
Bumi Mulya, 26 Januari 2012
Penulis
M U H S I N U N
NIM. 211 302 0167
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa
pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB
II Pasal 3 menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu
negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru
dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa
senang dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar bukan hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah
penting karena secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka
diperhatikan. Salah satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung
pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik
menggunakan metode yang tepat dan memberinya motivasi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak
didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan
oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang
nilainya rendah, mereka akan termotivasi
untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat
dalam belajar. Maka untuk meningkatkan aktivitas dan
semangat belajar diperlukan ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan
materi yaitu dengan cara penggunaan metode yang tepat dan memotivasi.
Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu
kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan
mengangkat suatu topik:
“Aplikasi
Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Fiqh Kelas VIII B”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan:
1.
Apakah metode Demonstrasi dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Bumi Mulya?
2.
Bagaimana cara metode
Demonstrasi diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN
Bumi Mulya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan
merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Mempelajari apakah metode
Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Bumi
Mulya.
2.
Mempelajari bagaimana metode
Demonstrasi diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN
Bumi Mulya
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa
memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran
pendidikan agama, khususnya pada KBM mata pelajaran Fiqih di kelas VIII B MTsN
Bumi Mulya Adapun secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di
antaranya adalah:
a. Bagi lembaga (Sekolah)
Penerapan
metode demonstrasi ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan menjadi
pijakan dasar untuk lembaga / sekolah dalam kaitannya menentukan kurikulum dan
memberikan kebijakan dalam pengajaran pendidikan agama.
2. Bagi guru
Penerapan
metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para guru, khususnya
guru pendidikan agama, agar tidak begitu otoriter dan monoton dalam mengajar,
dengan menggunakan metode demonstrasi dalam KBM di kelas, guru pendidikan agama
bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan segala materi Fiqih
agar siswa betul-betul memahaminya dan benar dalam pelaksanaan di kehidupan
sehari-hari.
3. Bagi siswa
Dengan metode
Demonstrasi ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam belajar. Terutama
dalam pelajaran Fiqih yang memang membutuhkan praktek dalam penerapannya.
4. Bagi penulis
Memberi manfaat
bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan sebagai bekal menjadi guru yang
profesional kelak serta mengetahui sampai dimana
kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang telah disampaikan.
E. Hipotesa Tindakan
a. Dengan penerapan metode demonstrasi maka motivasi
belajar siswa kelas VIII B MTsN Bumi Mulya akan meningkat.
b. Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Fiqih siswa kelas VIII B MTsN Bumi
Mulya.
A. Motivasi Belajar
Kata “Motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. “Motif” dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “Motif” maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
dirasa sangat mendesak.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau
melakukan belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu. (instrinsik)
dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).
a.
Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang
lain, tetapi atas kemauan sendiri. Dalam belajar terkandung tujuan menambah
pengetahuan. “Intrinsic motivations are inherent in the learning situation
and meet pupil need and purposes”.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar diri individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang
lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu
atau belajar.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan
motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik.
a. Kompetisi (persaingan, guru berusaha
menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar)
b. Pace making, pada awal KBM guru hendaknya menyampaikan trik
pada siswa.
c. Tujuan yang jelas
untuk mencapai pembelajaran
d. Mengadakan
penilaian/tes, pada umumnya siswa mau belajar dengan tujuan mendapat nilai yang
baik (Muh Uzer Usman: 1989, 24-25)
Menurut seorang
ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yakni motivasi itu mempunyai
tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
1)
Kebutuhan fisiologis
2)
Kebutuhan akan keamanan
3)
Kebutuhan akan cinta kasih
4)
Kebutuhan untuk mewujudkan diri
sendiri
Tingkat yang di
atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi yang di
bawahnya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah:
1)
Memberikan angka / nilai
2)
Memberikan hadiah
3)
Terdapat saingan / kompetisi
4)
Ego-involment
5)
Memberi ulangan
6)
Mengetahui hasil
7)
Memberi pujian
8)
Memberi hukuman
9)
Hasrat untuk belajar
10)
Minat
Dalam pola pendidikan modern seperti telah
diuraikan di atas tampak jelas bahwa murid dipandang sebagai titik pusat
sebagai prose terjadinya proses belajar. Siswa sebagai subjek yang berkembang
melalui pengalaman belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa membantu dan memberikan kemudahan agar murid
mendapatkan pengalaman belajar yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadilah suatu interaksi
aktif. Siswa belajar sedangkan guru mengelola sumber-sumber belajar guna
memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dala proses belajar mengajar
demikian agar membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka baik siswa maupun
guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang mendukung proses
belajar mengajar tersebut, untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode Demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru atau orang
lain sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas
suatu proses. Sedangkan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru
dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang
diketahui. Sedangkan Drs. Imansyah Alipandie dalam bukunya “Didaktik Metodik
Pendidikan Umum” menjalaskan metode demonstrasi adalah suatu metode
mengajar yang dilakukan oleh guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan
kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.
Kelebihan metode Demonstrasi dalam sistem pembelajaran antara lain:
1) Siswa dapat menghayati dengan sepenuh hati
mengenai pelajaran yang diberikan.
2) Perhatian anak dapat terpusat pada hal
penting yang di demonstrasikan.
3) Mengurangi kesalahan dalam mengambil
kesimpulan dari apa yang diterangkan guru secara lisan maupum tulisan karena
siswa memperoleh gambaran melalui pengamatan langsung perhadap suatu proses.
4) Masalah yang mungkin timbul dalam hati
siswa dapat langsung terjawab.
Sedangkan kelemahan
metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
1.
Apabila sarana peralatan kurang
memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas
oleh para siswa, maka metode ini kurang efektif .
2.
Tidak semua hal dapat
didemonstrasikan didalam kelas.
3.
Guru
tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa memahami uraiannya. (Dra. Roestyah:
1991, 138)
Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan
tersebut di samping menggunakan metode Demonstrasi, penulis juga menggunakan
motivasi pembelajaran.
A. Setting Penelitian
Sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri di Bumi
Mulya kab. Mukomuko, MTsN Bumi Mulya terus melakukan
upaya-upaya pengembangan dan penyempurnaan guna menciptakan suasana kondusif
terhdap pembelajaran.
Dalam usianya yang ke 27 (berdiri tahun
1980), madrasah ini telah memiliki hamper semua sumberdaya pendidikan yang
dipergunakan. Sarana prasara tersedia cukup lengkap, mulai yang konvensional
hingga yang modern termasuk jaringan internet resmi, tenaga pendidiknya
mengajar sesuai dengan latar belakang pendidiknya dan kualifikasi sarjana S1,
bahkan 07 orang ditaranya telah m,enyelesaikan program di atasnya telah
menyelesaikan program magister (S2). Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum
2004 dan 20006 yang di perkaya dengan kurikulum local guna menghasilkan lulusan
yang berkepribadian Islam.
Kondisi seperti itu telah menjadikan MTsN
Bumi Mulya sebagai pilihan pertama “sebelum sekolah
yang lain. Saat ini madrasah ini telah menjadi “The First Class” bukan “Second
Class” bagi masyarakat kab. Bumi Mulya. Hal ini terkait dari berjubelnya
penimat calon siswa baru (jauh lebih pagi) setiap pendaftran siswa baru di buka. Bukan merespon
keburukan masyarakat dan upaya mengoptimalakan seluruh kemampuan.
Sumber Daya Pendidikan di MTsN Bumi Mulya meliputi:
1.
Semua guru berkualifikasi
sarjana (S1) bahkan Satu orang diantaranya berkwalifikasi magister (S2) yang mengajar sesuai bidangnya.
2.
Sarana prasarana yang mmenuhi
standart pendidikan professional, mulai dari yang konvesional hingga modern
(multi media)
3.
Lingkungan madrasah yang asri
dan bersih sangat kondusif terhadap pembelajaran.
4.
Manajemen berbasis sekolah
(MBS), sehingga dukungan masyarakat sampai baik.
B. Rencana Tindakan
Dalam tahap ini, peneliti membuat rencana tindakan dalam rangka untuk mempermudah
pelaksanaan penelitian, yang mencakup:
1) Lokasi penelitian adalah MTsN Bumi Mulya
2) Kegiatan penelitian dilakukan pada akhir
Juli sampai awal September 2007 (tanggal
9 Agustus sampai 7 September
2007)
3) Subyek yang terlibat sebagai peneliti
adalah guru praktikan yang sedang menjalani PKLI di MTsN Bumi Mulya
4) Obyek sekaligus Subyek dalam Penelitian
Tindakan Kelas adalah siswa-siswi kelas VIII B MTsN Bumi Mulya
5)
Desain tindakan adalah model
Kurt Lewin, yaitu meliputi empat komponen: rencana (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing) dan refleksi berdasarkan hasil pengamatan dan
tindakan (reflecting).
6)
Alat dan tehnik pengumpulan
data adalah sebagai berikut:
a.
Alat yang digunakan: Program
Tahunan, Program Semester, Silabus, Rancangan / Skenario Pembelajaran, dan
Instrumen.
b.
Tehnik pengumpulan data: Tehnik
Observasi dan dokumentasi
Setelah semua prosedur awal tersebut dilaksanakan, maka peneliti tinggal
menerapkannya di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Disini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian selama 4 kali tatap
muka
Pertemuan I
I.
Tahap Awal
§ Salam Pembuka
§ Perkenalan dengan siswa dengan memberikan penjelasan tentang maksud
dan tujuan kedatangan peneliti pada sekolah
§ Absensi
II.
Tahap Inti
§ Peneliti mengadakan apersepsi
terhadap murid.
§ Peneliti menerangkan materi materi
tentang Sujud Syukur, syarat dan rukunnya.
§ Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
III.
Tahap Akhir
§ Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti secara
tertulis.
§ Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa
mudah melaksanakan serta paham akan sujud syukur.
§ Peneliti membenarkan kesimpulan dan
menambah kesimpulan yang telah disebutkan
§ Berdoa dan salam penutup
Pertemuan II
I.
Tahap Awal
§ Salam Pembuka
§ Memberikan review pelajaran terdahulu
§ Mengecek tugas / hafalan yang telah
diberikan sebelumnya
II.
Tahap Inti
§ Peneliti mengadakan apersepsi
terhadap murid.
§ Peneliti menerangkan materi Sujud Tilawah
dan Sujud Sahwi.
§ Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
III.
Tahap Akhir
§ Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti secara
tertulis.
§ Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa
mudah melaksanakan serta paham akan Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.
§ Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah kesimpulan yang telah
disebutkan
§ Berdoa dan salam penutup
Pertemuan III
I.
Tahap Awal
§ Salam pembuka
§ Mengulas kembali dan mencoba menanyakan materi yang terdahulu.
II.
Tahap Inti
§ Peneliti menjelaskan materi tentang peragaan atau demonstrasi Sujud
Syukur, Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.
§ Melakukan demonstrasi di Mushola sekolahan.
§ Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
III.
Tahap Akhir
§ Peneliti memberikan tugas mencari dalil naqli tentang manfaat Sujud
Syukur, Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.
§ Do’a bersama dan salam penutup
Pertemuan IV
I.
Tahap Awal
§ Salam pembuka
§ Review dan feedback dari materi yang lalu
II.
Tahap inti
§ Peneliti
menjelaskan materi tentang dzikir dan do’a
§ Peneliti
memberikan tugas kepada siswa untuk menyebutkan macam-macam dzikir dan do’a
§ Menyimpulkan semua informasi yang telah diterima.
III.
Tahap akhir
§ Peneliti memberikan motivasi kepada Peserta Didik agar tetap
berusaha untuk terus berlatih bagaimana supaya mereka mampu menguasai materi
pendidikan Agama Islam.
§ Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa
mudah melaksanakan serta paham akan dzikir dan do’a.
§ Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahan
§ Do’a bersama dan
salam penutup.
Observasi atau pengamatan ini berlangsung pada saat
proses demonstrasi yang meliputi:
a.
Aktivitas guru di kelas dalam
proses pembelajaran Fiqih dengan menerapkan metode demonstrasi memudahkan guru
dalam memahamkan serta memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan
pendapatnya, karena setiap selesai praktek peneliti selalu melakukan evaluasi
terlebih dahulu sehingga memberi kesempatan siswa untuk menanyakan segala
permasalahan yang belum mereka pahami, terutama masalah sujud diluar Sholat.
Dengan begitu peneliti (guru praktikan) akan mudah mengetahui sejauh mana
pemahaman anak-anak terhadap materi tersebut.
b.
Aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar sangat antusias sekali, apalagi dengan diterapkannya metode
demonstrasi yang dilanjutkan dengan tanya jawab sebagai evaluasi bagi mereka.
Dengan demikian kelas menjadi aktif dan tidak vakum.
Dari pelaksanaan metode demonstrasi yang dikembangkan
diperoleh kekurangan dan kelebihan antara lain:
a.
Kekurangan
1. Siswa belum terbiasa dengan metode
demonstrasi.
2. Siswa masih malu untuk praktek di dalam
pelajaran Fiqih.
b.
Kelebihan
1.
Lebih mudah memahami mata
pelajaran Fiqih.
2.
Lebih praktis dalam belajar.
C. Siklus Penelitian
1. Siklus Pertama
a.
Rencana Tindakan Siklus
I
Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dan optimal, peneliti menerapkan metode demonstrasi sebagai metode
yang dapat melibatkan antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam
proses kegiatan belajar-mengajar. Karena jika hanya menggunakan metode-metode
klasik seperti metode ceramah ataupun yang lainnya dirasakan kurang tepat jika
diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas VIII B.
Siklus ini terdiri dari satu pokok
bahasan, yaitu bab Sujud diluar sholat (2 X 40 menit dengan 4 kali pertemuan).
Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus I, peneliti melakukan
perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:
a)
Membuat rencana
pembelajaran.
b)
Membagi materi BAB I (Sujud
diluar sholat) menjadi 3 bagian, yaitu:
1)
Sujud syukur
2)
Sujud tilawah
3)
Sujud sahwi
4)
Test formatif
c)
Peneliti membagai siswa kelas
VIII B, menjadi 13 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok
dengan cara menggunakan metode observasi.
d)
Setelah pembentukan kelompok,
kemudian peneliti mengambil alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b.
Pelaksanaan Siklus I
Setelah
diputuskan menggunakan metode demonstrasi siswa kelas VIII B maka tahapan
pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode demonstrasi. Adapun penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus
2007 yang proses pembelajarannya berlangsung selama 2 X 40 menit, yang
meliputi:
Pertemuan I : 2 X 40 menit
1.
Tahap Awal
a.
Salam pembuka (Assalamu’alaikum
Wr. Wb.)
b.
Membaca
Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.
c.
Presensi dan memberikan apersepsi
kepada siswa.
2.
Tahap Inti
Pre Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
stimulus materi BAB I (Shalat- Sujud diluar sholat).
b.
Peneliti/ guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok
c.
Peneliti/ guru memberi tugas
kepada masing-masing kelompok. Peneliti / guru memberikan instruksi untuk membaca
dan menghafal lafazd dalam sujud syukur serta menulisnya dalam waktu beberapa
menit. Kemudian dilanjutkan dengan praktek yang disesuaikan dengan materi BAB I
serta mempresentasikannya.
d.
Peneliti/
guru mengatur jalannya demonstrasi.
e.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk
menyanggah ataupun yang lainnya.
3. Penutup
a.
Peneliti/ guru mengevaluasi
hasil kinerja siswa selama demonstrasi.
b.
Peneliti/ guru meluruskan
permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang
ada.
4.
Tahap Akhir
a.
Peneliti/ guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b.
Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c.
Peneliti/ guru memberikan
informasi mengenai bahasan selanjutnya.
d. Peneliti/ guru memberi tugas untuk menulis kembali lafadz sujud
syukur.
e. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam
penutup.
Pertemuan II : 4 X 40 menit
1.
Tahap Awal
a.
Salam pembuka (Assalamu’alaikum
Wr. Wb.)
b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik
bahasan.
c.
Membaca do’a shalat dhuha.
d. Presensi siswa.
e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk
hafalan siswa.
f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2.
Tahap Inti
Whilst Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.
b.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk
menyanggah ataupun yang lainnya.
c.
Peneliti/ guru membuka session
untuk tanya jawab dengan para siswa.
d. Peneliti/ guru mengatu jalannya diskusi.
Post Activity
a.
Peneliti/ guru meluruskan
permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang
ada.
b.
Peneliti/ guru mengevaluasi hasil
kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
c.
Peneliti/
guru menjelaskan secara detail materi BAB I.
3.
Tahap Akhir
a.
Peneliti/ guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk betanya.
b.
Peneliti/ guru menyuruh kepada
siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
c.
Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
d. Peneliti/ guru
menutup pertemuan / salam penutup.
c.
Observasi Siklus I
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, peneliti di sini selain bertindak sebagai guru, peneliti juga
bertindak sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada lembar
observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan pada tahap I, kegiatan siswa sudah
cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias dalam memperhatikan pelajaran,
karena pelajaran yang didapatkan akan lebih menyenangkan dari biasanya.
Memasuki tahapan II, siswa lebih
antusias dan lebih aktif dalam belajarnya, hal ini terlihat dari kegiatan siswa
dalam proses pembelajaran. Mayoritas siswa dapat membaca do’a sholat dhuha
serta bersemangat dalam mendemonstrasikannya. Namun ada sebagian kecil siswa
yang sedikit dapat membaca bacaan do’a sholat dhuha dan siswa sangat aktif
untuk bertanya.
Setelah siswa mendapatkan metode
demonstrasi, siswa diberi soal test formatif untuk mengetahui tingkat kefahaman
siswa dalam menerima pelajaran yang telah disampaikan. (lampiran nilai)
d.
Refeleksi Siklus I
Tujuan peneliti menerapkan metode
demonstrasi semula adalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, agar
metode-metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dirasakan efektif oleh
siswa. Khususnya pada kelas VIII B MTsN Bumi Mulya, yang mana hal ini tidak
terlepas dari kebiasaan siswa dalam belajar yang dialaminya selama ini. Untuk
menyikapi kenyataan diatas, maka diambil langkah-langkah:
1)
Memperhatikan peningkatan siswa
yang berminat menulis lafal-lafal apapun (Al-Qur’an, Al-Hadits) serta hafalan
bacaan-bacaannya, maka perlu diberikan metode demonstrasi yang lebih efektif
dan efisien, yaitu dimulai dengan tahapan demonstrasi untuk membaca terlebih dahulu.
2)
Sebagian kecil siswa yang
kurang hafal bacaan-bacaan dzikir dan do’a masih merasa kesulitan untuk
membaca, menulis, maka harus diberikan waktu tersendiri untuk melakukan
demonstrasi.
a.
Rencana Tindakan Siklus
II
Untuk mencapai hasil yang maksimal
dalam pembelajaran, peneliti memilih menggunakan metodr demonstrasi yang
nantinya akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Sebelum pelaksanaan metode
demonstrasi pada siklus II, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa
tahap persiapan yaitu:
a)
Membuat rencana pembelajaran.
b)
Membagi materi BAB III (Zikir
dan Do’a) menjadi 5 bagian, yaitu:
1)
Pengertian, dan fungsi zikir.
2)
Adab, dan lafal zikir.
3)
Pengertian, dan fungsi do’a.
4)
Kedudukan, dan adab berdo’a.
5)
Fadilat zikir dan do’a.
c)
Peneliti/ guru membagai siswa
kelas II-1 menjadi 5 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok.
d)
Setelah pembentukan kelompok,
kemudian peneliti mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b.
Pelaksanaan Siklus II
Dengan
tetap menggunakan metode demonstrasi maka tahapan pembelajaran yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Pertemuan I : 2 X 40 menit
1.
Tahap Awal
a.
Salam pembuka (Assalamu’alaikum
Wr. Wb.)
b. Mebaca Al-Qur’an sesuai dengan topik
bahasan..
c.
Membaca do’a shalat dhuha.
d.
Presensi siswa.
e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk
hafalan siswa.
f. Peneliti/ guru menjeaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2.
Tahap Inti
Pre Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
stimulus materi BAB II (Zikir dan Do’a)
b.
Peneliti/ guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok.
c.
Peneliti/ guru memberi tugas
kepada masing-masing kelompok.
Whilst Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
instruksi untuk membaca dan menghafal lafal-lafal zikir dan do’a dalam waktu
beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang disesuaikan dengan
materi BAB II serta mempresentasikannya.
b.
Peneliti/ guru mengatur
jalannya diskusi.
c.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk
menyanggah ataupun yang lainnya.
Post Activity
a.
Peneliti/ guru mengevaluasi
hasil kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
b.
Peneliti/ guru meluruskan
permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang
ada.
3.
Tahap Akhir
a.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b.
Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c.
Peneliti/ guru memberikan
informasi mengenai bahasan selanjutnya.
d.
Peneliti/ guru memberikan tugas
untuk menulis kembali bacaan-bacaan zikir dan do’a yang ada di buku paket.
e.
Peneliti/
guru menutup pertemuan/ salam penutup.
Pertemuan II : 2 X 40 menit
1.
Tahap Awal
a.
Salam pembuka (Assalamu’alaikum
Wr. Wb.)
b.
Membaca
Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.
c.
Membaca do’a shalat dhuha.
d.
Presensi siswa.
e.
Peneliti/
guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.
f.
Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat kompetensi
yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2.
Tahap Inti
Pre Activity
Peneliti/ guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar
materi sebelumnya.
Whilst Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.
b.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk
menyanggah ataupun yang lainnya.
c.
Peneliti/ guru membuka session
untuk tanya jawab dengan para siswa.
Post Activity
a.
Peneliti/ guru meluruskan
permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang
ada.
b.
Peneliti/ gruru mengevaluasi
hasil kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
c.
Peneliti/
guru menjelaskan secara detail materi BAB II.
3.
Tahap Akhir
a)
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b)
Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c)
Peneliti/
guru menutup pertemuan/ salam penutup.
c.
Observasi Siklus II
Setelah diadakan perbaikan-perbaikan
terhadap hasil yang didapat pada siklus I. kegiatan siswa dalam proses
belajar-mengajar lebih bagus lagi, karena ada kemajuan bagi kelompok yang belum
presentasi. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa siswa cukup antusias dalam
mengikuti kegiatan belajar-mengajar, dan siswa bertambah aktif untuk bertanya.
Dan juga siswa mengalami peningkatan dalam ketepatan dan kecepatan menghafal
lafal-lafal Al-Qur’an/ Al-Hadits.
Dalam peningkatan prestasi belajar
siswa yang merupakan hasil akhir dari pembelajaran metode demonstrasi, yaitu
dapat dilihat pada hasil nilai akhir ulangan harian siswa.
d.
Refleksi Siklus II
Dari kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi, maka tujuan pembelajaran
yaitu untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih
aktif, kreatif dalam proses belajar-mengajar.
Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang
akan diambil:
a.
Pemahaman dan ketaatan siswa
menunjukkan bahwa metode demonstrasi harus terus diterapkan kepada siswa untuk
lebih mudah dimengerti secara mendalam makna yang terkandung dalam materi yang
disampaikan.
b.
Menjaga agar kualitas belajar
yang sudah berjalan berkembang lebih baik dan tetap terpelihara.
1. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih
akurat, maka peneliti melakukan perekaman data adapun teknik yang dilakukan
adalah dengan membuat catatan berdasakan perkembangan siswa setelah
pembelajaran dengan metode Demonstrasi
Sedangkan untuk mengetahui
perkembangan siswa dan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode
Demonstrasi, terhadap metode belajar siswa maka, sebelum melanjutkan materi,
peneliti memberikan waktu 10-15 menit untuk tanya jawab tentang materi yang
telah diajarkan sehingga hal ini memudahkan peneliti memahami efektivitas
penggunaan metode Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap pengajaran Fiqih.
Dalam penelitian ini akan digunakan
beberapa cara/teknik pengumpulan data selama proses penelitian yaitu:
1.
Obeservasi
Observasi/pengamatan ini
dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar di kelas, dengan
menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya jawab. Sehingga peneliti memperoleh
gambaran suasana kelas dan peniliti dapat menentukan metode Demonstrasi dan
Tanya jawabyang lebih baik pada pertmuan berikutnya.
2.
Interview/wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto
“Metode interview sering disebut juga dengan wawancara/kuesioner lesan, adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara” (Suharsimi Arikunto, 1991:126)
3.
Pengamatan partisipatif
Cara ini digunakan peneliti
agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan yang dimaksud peneliti.
Partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat langsung dan aktif dalam
mengumpulkan data yang diinginkan. Kadang-kadang peneliti juga menguraikan
obyek yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang
ingin diperoleh peneliti.
2. Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan 6 kali
pertemuan sudah cukup digunakan untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
mengambil topik tentang “Penerapan metode Demonstrasi dalam peembelajaran
Fiqih guna meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Bumi Mulya”
maksudnya adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya jawab dalam
proses belajar mengajar siswa akan lebih giat belajar baik belajar di sekolah
ataupun belajar di rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan tidak bersemangat. Di
sini indikator yang ditentukan selama penelitian menerapkan metode Demonstrasi
ini adalah bahwa sebagian besar siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh
karena mereka ingin menjawab pertanyaan yang akan peneliti ajukan. setelah
penjelasan materi selesai dan mereka juga belajar di rumah. Itu terlihat ketika
peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Seperti
yang telah dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya, Penelitian Tindakan
Kelas ini dilaksanakan di MTsN Bumi Mulya Bumi Mulyayang berada di Jl. Sidorejo
No.55 Singosari Bumi Mulya, dimulai tanggal 27 Juli – 12 September 2007.
Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas VIII B MTsN Bumi Mulya dalam rangka
peningkatan keberhasilan pembelajaran Fiqih melalui metode Demonstrasi dan
Tanya jawab
Penulis
melalukan penelitian berdasarkan pengamatan di kelas selama proses pengajaran
berlangsung. Penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini menyebabkan siswa
tidak jenuh di dalam kelas, mereka merasakan bahwa mempelajari Fiqih adalah sesuatu
yang mengasyikkan.
Penelitian
yang telah dilakukan di dalam kelas mengenai metode ini menunjukkan bahwa para
peserta didik memperoleh kemajuan secara statistik di dalam "Pelafalan dan
Kebiasaan berFiqih" dan dalam memahami ujaran-ujaran baru. Generalisasi
hasil kemajuan dimaksud berlaku bagi siswa kelas VIII B khususnya sebagai obyek
penelitian dan bagi seluruh siswa-siswi MTsN Bumi Mulyaumumnya sebagai
pelengkap data penelitian.
Untuk
mengaplikasikan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini, penulis menerapkannya
di awal pelajaran. Penulis berusaha untuk membuka pelajaran dengan membacakan
materi Iman kepada rasul Allah terlebih dahulu, agar siswa terlatih dalam
membaca materi Fiqih dengan baik dan benar. Hal ini terbukti dengan lembar
pengamatan penulis yang telah disajikan dalam pembahasan tentang Analisis dan
Refleksi. Mereka sebagian besar merespon kegiatan guru dalam memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan latihan untuk mendemostrasikan materi Iman kepada
rasul Allah di depan kelas, selain itu mereka juga merasakan bahwa Fiqih itu
mudah dan bisa dipelajari kapan pun dan di mana pun.
Selain itu
siswa juga mempunyai semangat belajar keagamaan khususnya Fiqih. Dengan adanya
penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini diharapkan bagi
guru mata pelajaran Fiqih untuk berusaha mengadakan variasi pembelajaran Fiqih
di kelas. Salah satu teknis pemecahannya adalah dengan menerapkan metode
Demonstrasi dan Tanya jawab pada pembelajaran Fiqih. Fiqih sebagai salah satu
mata pelajaran digunakan sebagai alat komunikasi untuk berdakwah, Fiqih
diajarkan atau masuk sebagai kurikulum sekolah pada tingkat sekolah dasar (MI
atau Madrasah Ibtidaiyah) yang selanjutnya diteruskan pada tingkat pertama dan
tingkat menengah. Meskipun Fiqih ini telah diajarkan sejak dini, tetapi hasil
dari pembelajaran tersebut belum bisa maksimal dengan hasil yang sangat
memuaskan. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih masih terus
dicoba dan dirancang dengan sedemikian bagusnya untuk mendapatkan hasil yang
lebih bagus. Untuk memecahkan
masalah pembelajaran demikian, perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain
berupa penerapan strategi pembelajaran atau penggunaan metode pembelajaran yang
mampu mengoptimalkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam rangka peningkatan
kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Drs. H. Abu
Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya dalam bukunya SBM “srtategi belejar
mengajar”, menyebut bahwa metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang
cara-cara mengajar yang digunakan oleh seorang guru atau instruktur.
Macam-macam metode mengajar adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode
diskusi, metode resitasi, metode demonstrasi dan eksperimen, metode kerja
kelompok, metode sosio drama dan bermain peran, metode karya wisata, metode
belajar beregu dan metode proyek. Sedangkan dalam pembelajaran Fiqih materi
yang diajarkan adalah mencakup banyak aspek, antara lain : Rukun Islam, Rukun
Iman, Thaharah, Fiqih, Qur’an Hadits,dsb.
Disamping
yang telah disebutkan diatas, dalam pembelajaran Fiqih memerlukan metode yang
bisa menunjang keberhasilan pelajaran. Metode mengajar
yang telah disebutkan dalam buku strategi belajar mengajar ada 10 (sebagaimana
disebutkan dalam pendahuluan).
Salah satu metode diatas (dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran Fiqih) adalah metode demonstrasi dan Tanya Jawab.
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru dan
murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari pada yang
diketahui.
Sebagaimana yang
telah diketahui bersama, bahwa sebenarnya metode ini telah diterapkan oleh
sebagian besar lembaga pendidikan (sekolah) pada mata pelajaran lain yang
membutuhkan adanya praktek secara langsung. Hal ini dimaksudkan sebagai praktek
atau apresiasi ketrampilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dan diakui atau tidak, metode ini sedikit banyak memberi pengaruh
positif terhadap kemampuan kongnitif siswa. Mengingat hal tersebut, penerapan
metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini adalah merupakan metode yang baik diterapkan
pada siswa kelas 1 (satu) sebagai pengalaman yang melibatkan pribadi siswa,
sebab dan selanjutnya dibelajarkan pada kelas diatasnya.
Sekolah menengah
pertama Muhammadiyah 2 adalah merupakan sekolah yang menyebutkan Fiqih dalam
daftar kurikulum dan klasifikasikan sebagai program diklat normatif dan
adaptif. Sekolah ini mengharapkan kelancaran dan
kreatifitas siswanya dalam belajar Fiqih yang baik dan benar. Hal ini telah
ditempuh dengan beberapa metode yang diterapkan dan metode tersebut tidak
menyimpang ajaran agama Islam yang ada dalam Fiqih. Untuk itu penelitian
tindakan kelas PTK yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII B MTsN Bumi
Mulyamengarah pada pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dan
Tanya jawab. Dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui kesesuaian metode
dalam pembelajaran Fiqih yang dirasa dapat memberi konstribusi banyak terhadap
siswa dan guru.
Guru hendaknya memperkenalkan
struktur-struktur baru secara lisan maupun tertulis, dengan memakai media yang
efektif. Selain itu juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mendengar
struktur tersebut berulang kali dan meminta kembali untuk mengulanginya
berkali-kali supaya mereka cepat memahami materi Fiqih.
Buku
berfungsi sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan sebagai guru karena
buku tidak dapat berbicara, mendengar, mengoreksi, atau memberi dorongan.
Instruksi haruslah berasal dari guru dan bukan dari sebuah buku. Oleh karena
itu, sebaiknya buku teks hanya dijadikan sebagai pelengkap. Adapun pengenalan
terhadap materi yang baru (materi lisan) hendaklah berasal dari guru itu
sendiri.
Siswa harus
mempunyai semangat yang meluap-luap di dalam belajar agama khususnya Fiqih
hingga KMUP (kemauan, minat, usaha, dan perhatian) bisa tercipta pada diri
mereka. Mereka harus memiliki keberanian untuk bertanya dan maju kedepan kelas
tanpa malu. Hendaklah seorang guru menyampaikan kepada mereka keuntungan atau
kelebihan orang yang mengetahui Fiqih.
Pujian-pujian
juga akan mendorong mereka maju selangkah di dalam usaha belajar mereka. Bila
keinginan yang riil untuk belajar Fiqih mulai bersemi pada diri mereka, maka
separuh dari tugas guru sebagai pengajar dapat dianggap selesai.
Tujuan dari
penciptaan suasana segar di kelas adalah agar perasaan tertekan yang ada pada
diri siswa dapat hilang. Tawa dan senyum seorang guru dapat dianggap sebagai
pembantu pembangkit suasana yang menyenangkan. Begitu pula cerita-cerita lucon
dalam Fiqih, anekdot-anekdot, permainan, dan sebagainya, kesemuanya dapat
memecah kebekuan di dalam belajar Fiqih.
Kiranya
bahasan yang telah dikemukakan di atas dapat merupakan suatu hasil penelitian
yang sangat berharga. Terbukti dengan adanya penerapan metode Demonstrasi dan
Tanya jawab terhadap siswa kelas VIII B MTsN Bumi Mulya, proses pembelajaran
Fiqih di sekolah ini mengalami kemajuan dan keberhasilan yang diinginkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
penulis menjelaskan berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses belajar
mengajar, maka penerapan metode Demonstrasi dan Tanya Jawab terhadap siswa
kelas VIII B MTsN Bumi Mulyasudah termasuk dalam kategori berhasil. Terbukti
mereka sangat antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran Fiqih
dibandingkan sebelumnya, yakni sebelum adanya penerapan metode Demonstrasi dan
Tanya Jawab. Siswa menjadi betah di kelas, suasana kelas menyenangkan dan
kelihatan hidup sehingga mereka sudah tidak beranggapan lagi bahwa Fiqih itu
sebagai momok dalam proses belajar mengajar.
Metode
Demonstrasi dan Tanya Jawab yaitu cara menyajikan bahan pelajaran Fiqih melalui
Ceramah dan Tanya jawab, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan
murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya
perbendaharaan ilmu agama.
B. Saran
Penulis
mempunyai beberapa solusi dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari Fiqih di MTsN Bumi Mulya Seorang guru yang baik harus selalu
mempersiapkan materi / topik bahasan terlebih dulu sebelum pelajaran dimulai,
cara-cara dan teknik serta taktik yang akan diberikan hendaknya senantiasa
dipikirkan.
Adapun
saran-saran tersebut ialah :
- Dalam menyampaikan materi usahakan menggunakan metode yang menarik seperti : Demonstrasi, Tanya jawab, Berbicara Fiqih di dalam kelas, Memberikan banyak tamrinat, Melatih siswa bertanya dalam Fiqih, Memberikan semangat/dorongan untuk belajar Fiqih, Menciptakan suasana yang menyenangkan.
- Diharapkan untuk menambah buku-buku Fiqih di perpustakaan agar siswa gemar membaca dan memahami ajaran agama Islam tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Perlu kiranya sesekali diadakan study banding sambil refreshing untuk belajar Fiqih di luar kelas, bahkan di luar sekolah, seperti : mengadakan kunjungan ke Pondok-pondok Pesantren yang mempunyai kualitas tinggi dalam pembelajaran Fiqih.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Fiqih dan
Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran). Pustaka Pelajar.
Makasar. April. 2002.
Arikunto, Suharsimi,
Prof., Dr., Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi
V. Jakarta. Rineka Cipta. 2002.
Djamarah, Bahri, Syaiful,
Drs., dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta : 2002.
I.L. Pasaribu, dkk, 1986. Detaktik dan Metodik. Tarsito, Bandung.
Imansjah Alipandie, 1984. Detaktik
Metode Pendidikan Umum. Usaha Nasional, Surabaya.
Moh. Uzer Usman, 1992. Menjadi Guru
Profesional. Remaja Rosda Karya, Bandung
Roestyah, 1991. Strategi
Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta
S.
Nasution, 1986. Detaktik Azas-Azas Belajar. Jemmars, Bandung.
Sardiman, 1986. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali, Jakarta
Yusuf, Tayar, Drs, H., dkk., Metodologi
Pengajaran Agama dan Fiqih. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 1997.
Oke..... tambah lagi ntar dibaca
BalasHapusizin copas mas.....
BalasHapussemoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. amien
Sumonggo, tapi belum bagus. maklum masih amatiran.
Hapustambah lagi pak yang materi umum
BalasHapus