Sabtu, 15 Desember 2012

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA
Oleh :Muhsinun


A.  Pendahuluan
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri siswa. Perubahan yang merupakan hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap.[1] Belajar juga menghasilkan suatu perubahan tingkah laku keterampilan, kemapuan dan kecakapan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar.
Belajar adalah sikap proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai suatu hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.
Jadi, belajar adalah suatu bentuk perubahan pada diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami orang tersebut yang tampak pada tingkah lakunya. Jadi pengalaman belajar yang diperoleh seseorang akan membekas dan meresap dalam jiwa sehingga akibat apa yang diperolehnya itu dapat bermanfaat bagi dirinya dan tingkah lakunya akan mengalami perubahan.
B.        Tentang Metode Pembelajaran Tutor  Sebaya

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau dapat pula dikatakan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Mengajar berarti memberi pelajaran dari seorang guru kepada seorang murid untuk memberi dan menerima pelajaran yang diajarkan.[2]
Mengajar adalah menyatakan ide, masalah atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa. Mengajar merupakan segala upaya dalam memberikan perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Pembelajaran adalah suatu proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar.[3]
Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Cara belajar mengajar yang lebih baik ialah mempergunakan kegiatan siswa- siswa sendiri secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanakan kegaiatan-kagiatan sedemikian rupa secara kontiniu dan juga melalui kerja kelompok. Jadi mengajar adalah suatu upaya menyajikan pengetahuan serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa melalui metode yang sesuai agar terjadi proses belajar.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini sejalan dengan banyaknya usaha yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, namun belum menampak hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari prestasi belajar siswa atau outputnya.
Ditinjau dari prosesnya, seorang guru mengajar dan mendidik siswa ada kalanya tidak mendapat respon positif dari siswa, hal ini disebabkan karena kurang terarahnya proses penyampaian pelajaran yang diberikan atau tidak sesuai dengan arti pembelajaran yaitu: sebagai suatu usaha menyusun serangkaian aktivitas dalam hidup sekelompok manusia dalam hal ini siswa, untuk menciptakan kesibukan dan mengorganisir kesibukan tersebut.[4]
Sering ditemui bahwa siswa lebih senang bertanya kepada temannya dari pada kepada gurunya karena siswa merasa enggan atau malu. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa pada pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu masih rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada hasil ulangan harian maupun semester.
Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dengan tetap mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk memperoleh pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, perlu  mengadakan upaya perbaikan dengan menawarkan kepada guru untuk menerapkan pendekatan tutor sebaya .
Kadangkala seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawannya karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya. Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas.[5]  Penggunaan pendekatan tutor sebaya dalam menyelesaikan soal-soal merupakan salah satu pendekatan yang diharapkan dapat memberi peran aktif serta motivasi kepada siswa, agar mereka mempelajari dengan sungguh-sungguh materi yang diberikan. Sehingga diharapkan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya ini, siswa lebih mudah menyerap materi yang diajarkan dan pada akhirnya siswa tidak mengalami banyak kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal.
Kelebihan dari pendekatan tutor sebaya ini adalah dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah, mengatasi kesulitannya sendiri dan mampu membimbing diri sendiri. Selain itu karena tutor berasal dari teman sekelasnya maka siswa tidak merasa malu atau segan untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan metode tutor sebaya dapat memberikan beberapa  manfaat sebagai berikut:
1)   Bagi guru: mengetahui pendekatan pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
2)   Bagi siswa: memberikan manfaat bagi siswa, yaitu mempermudah cara pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diajarkan.

C.    Pendekatan Tutor Sebaya
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.
Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan, maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas.[6] Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajarnya lebih besar, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.
Dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
2.    Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan.
3.    Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
4.    Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.[7]
Siswa yang ditunjuk sebagai tutor akan ditugaskan membantu siswa yang akan mendapat program perbaikan, sehingga setiap tutor harus diberikan petunjuk yang sejelas-jelasnya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak diperlukan bagi setiap tutor karena hanya gurulah yang mengetahui kelemahan siswa, sedangkan tutor hanya membantu melaksanakan perbaikan, bukan mendiagnosa.
Dari sudut lain dapat diketengahkan bahwa efektifitas para tutor itu cukup dapat diharapkan. Tentang efektifitas tutor itu, tutor juga dapat menjadi alat untuk menimbulkan motivasi pada pelajaran bermutu. Tutor ini juga mendapatkan keuntungan berupa nilai pelajaran yang bertambah baik, sama dengan yang ditutori, terutama kalau fokusnya pada kemampuan kognitif.
Pendekatan tutor sebaya adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana yang melakukan kegiatan pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kemampuan lebih cepat menyerap materi pelajaran akan membantu siswa yang kurang cepat menyerap materi pelajaran. Karena memiliki usia yang hampir sebaya, adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawannya yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya.
Tahap-tahap kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekaatan tutor sebaya adalah sebagai berikut:[8]
1.       Tahap persiapan

a)               Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
b)              Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk.
c)               Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru.Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.
d)              Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan.

2.      Tahap pelaksanaan

a)      Setiap pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang di ajarkan.
b)     Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti, demikian pula halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang tidak diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.
c)      Guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompoknya.

3.    Tahap evaluasi

Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum. mengingatkan siswa untuk mempelajari sub pokok bahasan sebelumnya di rumah.

D.    Pengelolaan Tutor Sebaya
Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bias terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lainnya yang kurang mampu.
Alternativenya, alokasi waktu tiap harinya harus diberikan agar peserta didik dapat saling memmbantu beljar satu sama yang lainnya baik satu-satu maupun kelompok kecil. Tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik.[9] Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif, rasa saling menghargai mengerti dibina antar peserta didik. Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya.[10]
Hal ini membantu memperkuat apa yangtelah dipelajari dan diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengancara yang bermakna. Penjelasan tutor sebaya dengan temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Pesrta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.[11]

E.     Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri siswa. Perubahan yang merupakan hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap.
Ditinjau dari prosesnya, seorang guru mengajar dan mendidik siswa ada kalanya tidak mendapat respon positif dari siswa, Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dengan tetap mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk memperoleh pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, perlu  mengadakan upaya perbaikan dengan menawarkan kepada guru untuk menerapkan pendekatan tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajarnya lebih besar, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.
Intinya metode tutor sebaya membuat para siswa dapat dengan cepat bahkan relative mudah untuk menerima meteri pelajaran dari tutor yang sebaya karena cenderung tidak membuat siswa menjadi malu, canggung, atapun segan untuk bertanya serta memahami materi pembelajaran yang diajarkan.


[1] Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, cet. Ke 15, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, h.1
[2] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3 Balai Pustaka, Jakarta:2007, h. 17
[3] Ibid.
[4] James L. Murcell, Succesfull Teaching Terjemahan I.P. Simanjuntak dan Socitoe (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia 1975), h. 28
[5] Suarsimi Arikunto, Metodologi Pembelajaran, (Rineka Cipta, Jakarta: 1986), h.77

[6] Arikunto, Op. Cit. h. 77
[7] Ibid. 66
[8] http://waskitamandiribk.file.wordpress.com
[9] Muhammad Rohman, Sofan Amir, Manajemen Pendidikan (Analisis dan Solusi Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang efektif), Prestasi Pustaka Publiser, Jakarta: 2012, h.147
[10] Ibid.
[11] Ibid. h. 148

0 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Untuk Perbaikan Blog Ini

Get Updates in your Email
Complete the form below, and we'll send you our best of articles.

Deliver via FeedBurner

Text Widget

Recent News

Contact

Published By Pro Templates Lab | Powered By Blogger
TOP